Karbohidrat vs Lemak (Perspektif dari Evolusi Manusia)


Fastosis adalah protokol yang didesain untuk mengadapatasikan manusia kembali ke kondisi puasa. Puasa adalah kondisi yang seharusnya menjadi kondisi terbaik di dalam rentang waktu 24 jam dalam kehidupan manusia. Kondisi dimana manusia akan aktif untuk berusaha mencari makanan dan berpikir (memutar otak) untuk bisa mendapatkannya.

Dengan demikian, evolusi manusia merupakan bukti bahwa tubuh manusia akan memperoleh kondisi terbaik secara Fisiologis dan Psikologis disaat puasa.

Secara Fisiologis, energi manusia terbesar terletak dikondisi puasa yang membuat manusia bergerak dan aktif untuk mencari makan. Kecepatan (Speed), Kekuatan (Power), dan Daya Tahan (Endurance) akan meningkat dalam usaha tubuh mendukung proses untuk memperoleh makanan.

Hal ini akan sangat masuk akal, bila sumber energi yang digunakannya berasal dari sumber yang konstan dan memiliki potensial besar membangkitkan energi sel-sel ditubuh.

Sumber energi ini sudah pasti bukanlah Glukosa ataupun Glycogen (pati) yang hanya sedikit dan bersifat sementara tersimpan ditubuh. Karena bila manusia hanya bisa menggunakan Glukosa sebagai sumber energi utamanya, maka sudah pasti kondisi antagonis akan muncul dalam proses aktivitas mencari makanan ini.

Contohnya adalah kondisi Hypoglycemic yang justru menurunkan kapasitas untuk memperoleh makanan, disaat waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh makanan ini menjadi panjang. Ini sebabnya tubuh manusia di desain untuk menggunakan lemak cadangan ditubuh lebih sering dibanding menggunakan Glukosa atau Glycogen sebagai bahan bakar metabolisme sel-sel ditubuh setiap hari.

Lemak adalah sumber energi yang paling stabil ditubuh, dan memiliki potensial energi yang jauh lebih besar dibanding Glukosa dengan perbandingan jumlah molekul yang sama. Kelebihan lain dari Lemak (FFA atau Ketone) sebagai substrate untuk energi adalah rendah nya ROS (Reactive Oxygen Species) / Radikal Bebas yang dihasilkan dari proses degradasi rantai karbonnya untuk memperoleh ATP (Energi).

Secara Psikologi, saat otak manusia menggunakan lemak (dalam bentuk Ketone) sebagai substrate untuk membangkitkan energi, maka efek ROS yang rendah ini akan sangat menguntungkan.

Dimana manusia akan lebih berpikir jernih dan memiliki fokus yang lebih tinggi dalam usahanya mencari makanan. Belum lagi efek plastisitas sel-sel otak yang akan menciptakan kondisi berpikir yang optimal untuk dapat memperoleh makanannya.

Analogikan dengan penjelasan diatas dengan kondisi puasa yang dijalani manusia saat ini. Dimana manusia telah dikondisikan untuk selalu menggunakan Karbohidrat sebagai sumber energi utamanya.


Apa yang terjadi ?

Secara Fisiologis, sudah jelas bahwa semakin banyak aktivitas yang dilakukan dijam puasa, akan makin cepat pula menghabiskan cadangan Glukosa di dalam otot dan liver dalam bentuk Glycogen. Dan saat penurunan stok Glukosa/Glycogen ini mulai signifikan, maka bermunculan lah gejala-gejala yang membuat kapasitas menghasilkan energi menjadi menurun, yang ditandai oleh keletihan, atau lemas saat waktu untuk memperoleh makanan menjadi panjang.

Dari sisi evolusi, ini sangat tidak menguntungkan, dimana semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh makanan justru malah membuat kemampuan fisik menurun, sehingga probabilitas untuk memperoleh makanan justru makin kecil.

Secara Psikologis, kondisi puasa yang tercermin di manusia modern adalah kondisi dimana Hypoglycemic membuat sisi negatif manusia bermunculan. Seperti marah, kesal, tidak sabar, dan berbagai ekspresi negatif lainnya. Hal ini sangat kontradiksi dengan evolusi manusia, dimana seharusnya dalam situasi mencari makanan yang mengalami perpanjangan waktu, justru seharusnya manusia menjadi lebih sabar, fokus dan mampu memutar otak lebih optimal dalam usahanya memperoleh makanan.

Fastosis membuktikan hal ini, dimana saat puasa adalah menjadi saat terbaik dari segi Fisiologis dan Psikologis.

Dimana adaptasi ke kondisi Puasa, telah mencerminkan efek Lemak sebagai bahan bakar ideal manusia sebenarnya. Bukan karbohidrat yang tidak essensial ditubuh manusia.

Kondisi dimana FFA (Free Fatty Acid) dan Ketone telah menjadi dominan sebagai suplai seluruh sel-sel ditubuh termasuk sel otak. Sehingga kapasitas Fisik dan Psikis menjadi sangat optimal dan mewakili berbagai hal positif pada manusia.
Yaitu Produktivitas yang meningkat dan Psikologis yang stabil.

Karbohidrat yang digunakan sebagai sumber energi utama akan menciptakan efek ketergantungan terhadap makanan, dan antagonis dengan esensi manusia sebagai spesies yang seharusnya paling efisien dalam menggunakan energi dan mampu bertahan hidup diberbagai kondisi alam.

Sebaliknya Lemak akan menjadi sumber energi yang efisien dan tidak menciptakan efek ketergantungan akan makanan setiap hari. Dan hal ini tentu searah dengan evolusi manusia yang produktif dan aktif di muka bumi sebagai mahluk paling superior dimuka bumi.

Ini saatnya untuk menyadari, bahwa Lemak ditakdirkan sebagai bahan bakar manusia yang paling ideal, dan melupakan paradigma bahwa karbohidrat harus selalu ada untuk menjadi sumber energi utama setiap hari.

Dan sudah waktunya juga untuk menyadari, apa yang menjadi penyebab merebaknya berbagai penyakit metabolisme saat ini, dan menurunkan rentang hidup manusia di muka bumi.

Lihat apa yang berkembang disekitar kita
Lihat apa yang mudah ditemukan dari unsur makronutrisi dimakanan-makanan yang beredar paling banyak saat ini
Karbohidrat (Energy Dense Foods)

Ekses energi adalah masalah terbesar saat ini.
Manusia lupa hal ini, dan selalu mencari pengobatan dengan bertanya apa yang harus dimakan untuk meredakan sakit nya

Dimana jawaban untuk sakit sudah pasti adalah melawan kondisi Anabolik dari ciri-ciri penyakit yang dideritanya. Yaitu dengan menciptakan kondisi antagonis yang akan meredam dan bahkan membalikan kondisi sakit tersebut.


Jawabannya adalah PUASA

Fasting = Self Healing
Ketosis = Optimising Fasting Condition
Fasting + Ketosis = Fastosis

Energy Dense Foods = Karbohidrat
Nutrient Dense Foods = Lemak & Protein + Vitamin & Mineral

Be Smart, Be Wise
Knowledge is Power

By : Tyo Prasetyo


Source:

https://www.ketofastosis.com/karbohidrat-vs-lemak-perspektif-dari-evolusi-manusia